Senin, 22 Oktober 2012

manajement berbasis sekolah



 
1.      Apa alasan MBS harus diwujudkan?
MBS harus diwujudkan karena untuk mengubah pola pendididkan indonesia yang sentralistik menjadi sebuah sistem atau pola pendididkan indonesia yang dikelola oleh sekolah itu sendiri yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat sekitar dan perkembangan peraturan baru. Karena:
ü  sistem sentralistik dianggap kurang bisa memberikan layanan yang efektif, tidak mampu menjamin kesinambungan kegiatan di lokal.
ü  Memiliki keterbatasan dalam beradaptasi dengan permasalahan lokal.
ü  Menciptakan rasa ketergantungan pada pihak lain daripada rasa mandiri.
Oleh karena itu, perlu adanya formula baru dalam pengelolaan pendidikan di sekolah sesuai dengan tuntutan masyarakat dan berkembangnya peraturan baru. formula baru pengelolaan pendididkan itu merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, efisiensi, dan pemerataan.
Formula baru ini, memungkinkan sekolah memiliki otonomi yang seluas-luasnya, yang menuntut peran serta masyarakat secara optimal dan menjamin kebijakan nasional tidak terabaikan.

2.      Apa ciri-ciri MBS?
Ciri-ciri MBS antara lain:
ü  Ada upaya meningkatkan peran serta BP3 dan masyarakat untuk mendukung kinerja sekolah..
ü  Program sekolah disususn dan dilaksanakan dengan mengutamakan kepentingan proses belajar mengajar (kurikulum), bukan kepentingan administratif.
ü  Menerapkan prinsip efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya sekolah (anggaran,personil,dan fasilitas).
ü  Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemempuan, dan kondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola umum atau kebiasaan.
ü  Menjamin terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab kepada masyarakat, selain kepada pemerintah atau yayasan.
ü  Meningkatka profesionalisme personil sekolah.
ü  Meningkatkan kemandirian sekolah disegala bidang
ü  Adanya keterlibatan semua unsur terkait dalam perencanaan program sekolah, pelaksanaan sampai dengan evaluasi (kepala sekolah, guru, BP3, dan tokoh masyarakat, dan lain lain).
ü  Adanya keterbukaan dalam pengelolaan pendidikan sekolah, baik yang menyangkut program, anggaran, ketenagaan, prestasi sampai dengan pelaporan.
ü  Pertanggungjawaban sekolah dilakukan baik terhadap pemerintah, yayasan, maupun masyarakat.
Dan dapat disimpulkan bahwa: cirir-ciri MBS bisa diketahui dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan SDM, dan pengelolaan sumber daya dan administrasi.

3.      Apa saja yang menjadi rencana pengembangan sekolah?
Hal-hal yang menjadi rencana pengembanagn sekolah adalah:
ü  Visi dan misi sekolah
ü  Identifikasi permasalahan (termasuk penyebab timbulnya permasalahan).
ü  Prioritas permasalahan yang dihadapi ekolah untuk segera diselesaikan.
ü  Alternatif cara pemecahan masalah.
ü  Tujuan program sekolah.
ü  Rencana induk pengembanagn sekolah (RIPS) dalam jangka waktu 3 s.d. 5 tahun.sumber dana untuk program/kegiatan-kegiatan dalam rencana pengembanagan sekolah.
ü  Proposal penunjang”block grant” yang terdiri dari program/ kegiatan dan perkiraan anaggaran.
ü  RAPBS yang memuat semua program/kegiatan dan anggaran dari semua sumber dalam jangka waktu satu tahun.

4.      Manajemen guru dan pembinaan profesional serta manajemen informasi pendidikan. Mengapa dua hal ini penting?
Manajemen guru dan pembinaan profesional dianggap penting karena: guru merupakan komponen utama dalm pembelajaran. Oleh karena itu, maka diperlukan guru yang profesional agar hasil pembelajaran benar-benar sesuai dengan harapan.
Tidak kalah dengan hal itu, manajemen informasi pendidikan juga merupakan hal yang sangat penting karena: merupakan pengelolaan data dan informasi pendidikan secara sistematik sehingga memudahkan npengambilan keputusan. Oleh karean itu, perlu adanya kepekaan dan keterampilan kita dalam membaca dan memanfaatkan data atau informsi kependidikan.
5.      Mengapa peran serta masyarakat sangat penting dalam sekolah atau MBS atau komite? Dan apa kepala sekolah (bagian HUMAS) bertugas mensosialisasikan peran masyarakat......
Peran masyarakat sangatlah penting karena pada hakekatnya mereka merupakan suattu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertunbuhan pribadi peserta dididk disekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat.
Adapun bagian HUMAS atau kepala sekolah bertugas mensosialisasikan peran masyarakat dengan cara:
ü  Mengundang orang tua murid, BP3, dan tokoh masyarakat dalam sebuah diskusi tentang bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah menyajikan keadaan dan capaian sekolah selama ini, visi misi sekolah serta keadaan yang divrbalkan bagi anak di masa depan. Sebagai moderator merangsang peserat diskusi sehingga mereka mau mengungkapakan unek-uneknya. Biasanya, jika kesempatan dibuak lebar-lebar dan dalam suasana kekeluargaaan, maka orang aakan berbicara pula.
ü  Perlunya menjelaskan pada masyarakar bahwa tanggung jawab pendidikan bukan hanya pada pemerintah, melainkan juga masyarakat. Dengan pemahaman ayng bear tentang konsep ini, maka perlahan-lahan masyarakat akan mengubah sikapnya. Mereka akan semakin merasa bertanggung jawab terhadap pendididkan di sekolah.
ü  Kepala sekolah dan guru memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk turut mengelola keuangan sekolah, terutama yang bersumber dari masyarakat. Karena kepercayaan yang diberikan tersebut, maka masyarakat akan semakin bergairah untuk memikirkan sekolah. Mereka merasa bahwa kepercayaaan yang diberikan oleh sekolah tidak boleh disia-siakan.
ü  Manajemen kepala sekolah hendaknya juga terbuka. Dengan demikian maka masyarakat akan mempercayai apa yang dilakukan oleh sekolah. Karena manajemen yang terbuka itu pulalah, maka peran serta masyarakat dalam pendidikan akan meningkat.

6.      Mengapa dalam pembelajaran harus aktif, efektif, dan menyenagkan???? (imbas dari penerapan MBS di sekolah)....
Dalam hal pembelajaran atau proses kegiatan belajar mengajar, maka model MBS ini menekankan kepada pembelajaran aktiv (active learning), pembelajaran efektif (effective learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning). Karena: dngan demikian, maka siswa benar-benar asyik dalam belajar, betah tinggal di kelas karena guru tidak berperan sebagai orang yang paling tahu, melainkan sebagai fasilitator, diharapkan untuk menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran atau manajemen kelas yang bervariasi, mengatur kelas dalam suasana yang menyenangkan dan pada setiap pembelajaran selalu berupaya untuk menyiapkan dan menggunakan alat peraga dan penunjang pembelajaran lainnya sehingga pelajaran benar-benar menyenangkan.
Cara belajar seperti ini memungkinkan munculnya keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat, bertanya, mengkritik dan mengakui kelemahannya apabila mereka memang melakukan kesalahan. Demokratisasi pendidikan memang telah diwujudkan dalam bentuk yang sederhana yaitu demokratisasi pembelajaran. Guru bukanlah satu-satunya sumber yang mutlak dan selalu benar, akan tetapi dia boleh saja salah atau kurang pada sisi tertentu. Cara seperti ini benar-benar akan mamberikan keleluasaan bagi siswa untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya. Ini merupakan latihan ayng positif guna membentuk jiwanya di masa yang akan datang.
Dengan semangat belajar ayng tinggi, kondisi tempat dan belajar yang menyenangkan, dukungan dari masyarakat serta orang tua ayng cukup, pada gilirannya pendekatan ini akan dapat mengurangi bahkan mengikis habis masalah putus sekolah atau droup out (DO). Masalah putus sekolah bukan saja disebabkan oleh kemiskinan, akan tetapi suasana belajar yang tidak kondusif juga ikut andil dalam menambah tingginya angka DO.
Hal inilah yang menyebabkan keharusan atau kewajiban dalm proses pembelajaran agar bersifat aktif, efektif, dan menyenangkan


1. Apa rumusan Manajement Berbasis Sekolah itu? Dan apa tujuan beserta manfaat pembelajaran?
MBS merupakan terjemahan dari ”school-based manajement”. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat, ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekola leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhasn, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memahami, membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan. Dalam pada itu, kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah harus pula dilakukan oelh sekolah. Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan dan memprtanggung jawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
MBS dapat pula dirumuskan sebagai pengubahan pola pendidikan indonesia yang sentralistik menjadi sebuah sistem atau pola pendidikan indonesia yang dikelolah oleh sekolah itu sendiri yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat sekitar dan perkembangan peraturan baru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, efisiensi dan pemerataan.
Tujuan pembelajaran MBS yakni untuk mengetahui pencapaian keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso, maupun mikro.
Manfaat pembelajaran MBS yakni kita dapat mengetahui bahwa MBS memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai sepeangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi MBS sesuai dengan kondisi setempat, kita juga dapat mengetahui bahwa sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam perannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyusun kurikulum, guru didorong untuk menginovasi, dengan melakukan eksperimentasi-eksperimentasi dilingkungan sekolahnya. Dengan demikian, MBS mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan disekolah. Melalui penyusunan kurikulum elektif, rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah. Prestasi peserta didik dapat dimaksimalkan melalui peningkatan-peningkatan partisipasi orang tua, misalnya, orang tua dapat mengawasi langsung proses belajar anaknya.

2. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengaplikasian MBS. Apa saja?
BPPN bekerja sama dengan bank dunia (1999) telah mengkaji beberapa faktor yang perlu diperhatikan sehubungan dengan MBS. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan :
·         Kewajiban sekolah.
MBS yang menawarkan keleluasaan pengelolaan sekolah memiliki potensi yang besar alam menciptakan kepala sekolah, guru dan pengelolaan sistem pendidikan profesional. Oleh karena itu, pelaksanaannya perlu disertai seperangkat kewajiban, serta monitoring dan tuntutan pertanggungjawaban (akuntabel) yang relatif tinggi, untuk menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai kewajiban melaksanakan kebijakan pemerintah an memenuhi harapan masyarakat sekolah. Dengan demikian, sekolah dituntut mampu menampilkan pengelolaan sumber daya secara transparan, demokratis, tanpa monopoli, dan bertanggung jawab baik terhadap masyarakat maupun pemerintah, dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan terhadap peserta didik.
·         Kebijakan dan prioritas pemerintah.
Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama yang berkaitan dengan program peningkatan melek huruf dan angka (literacy and numeracy),efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Dalam hal-hal tersebut, sekolah tidak diperbolehkan untuk berjalan sendiri dengan mengabaikan kebijakan dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang dipilih secara demokratis.
Agar prioritas-prioritas pemerintah dilaksanakan oleh sekolah dan semua aktivitas sekolah ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik sehingga dapat belajar dengan baik, pemerintah perlu merumuskan seperangkat pedoman umum tentang pelaksanaan MBS. Pedoman-pedoman tersebut, terutama, ditujukan untuk menjamin bahwa hasil pendidikan (student outcomes) terevaluasi dengan baik,kebijakan-kebijakan pemerintah dilaksanakan secara efektif, sekolah dioperasikan dalam kerangka yang disetujui pemerintah, dan anggaran dibelanjakan sesuai dengan tujuan.
·         Peranan orang tua dan masyarakat.
MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untu membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktiv dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefisienkan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Untuk kepentingan tersebut diperlukan partisipasi masyarakat , dan hal ini merupakan salah satu aspek penting dalam MBS. Melalui dewan sekolah (school council), orang tua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembuatan berbagai keputusan.Dengna demikian masyarakat dapat lebih memahami, serta mengawasi dan membantu sekolah dalam pengelolaan termasuk kegiatan belajar-mengajar. Besarnya   partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah tersebut, mungkin dapat menimbulkanrancunya kepentingan antara sekolah, orang tua dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah perlu merumuskan bentuk partisipasi (pembagian tugas) setiap unsur secara jelas dan tegas.
·         Peranan profesionalisme dan manajerial.
MBS menuntut perubahan_perubahan tingkah laku kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi dalam mengoperasikan sekolah. Pelaksanaan MBS berpotensi meningkatkan gesekan peranan yang bersifat profesional dan manajerial. Untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan MBS, kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi harus memiliki kedua sifat tersebut, yaitu profesional dan manajerial. Mereka harus memiliki pengetahuan yang dalam tentang peserta didik dan prinsip-prinsip pendidikan untuk menjamin bahwa segala keputusan penting yang dibuat sekolah, didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan pendidikan. Kepala sekolah khususnya, perlu mempelajari dengan teliti,baik kebijakan dan prioritas pemerintah maupun prioritas sekolah seendiri.
·         Pengembangan profesi
Dalam MBS pemerinta harus menjamin bahwa semua unsur penting tenaga kependidikan (sumber manusia) menerima pengembangan profesi yang diperlukan untuk mengelola sekolah secara efektif. Agar sekolah dapat mengambil manfaaat yang ditawarkan MBS. Selain itu, penting untuk dicTt bahwa sebaiknya sekolah dan masyarakat perlu dilibatkan proses pelaksanaan MBS sedini mungkin. Mereka tidak perlu hanya menunggu, tetapi melihatkan diri dalam diskusi-diskusi tentang MBS dan berinisiatif untuk menyelenggarakan pelatihan tentang aspek-aspek yang terkait.

3. Mengapa MBS dijadikan sebagai media proses pemberdayaan?
MBS dijadikan sebagai media proses pemberdayaan dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat dalam perekonomiannya, hak-haknya, dan mamiliki posisi yang seimbang dengan kaum lain yang selama ini telah lebih mapan kehidupannya. Melalui pemberdayaan, kaum idealis atau para pejuang demokrasi, keadilan dan hak asasi manusia menginginkan adanya tatanan kehidupan yang lebih adil, demokratis, serta tegaknya kebenaran dan keadilan.
MBS merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dan kemandirian sekolah. Dengan MBS diharapkan para kepala sekolah, guru, dan personal lain di sekolah serta masyarakat setempat dapat melakksanakan pendidikan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan zaman, karakteristiklingkungna dan tuntutan global.
Peningkatan kedudukan itu meliputi kondisi-kondisi sebagai berikut:
ü  Akses, memiliki peluang yang cukup besar untulk mendapatkan sumber-sumber daya dan sumber dana.
ü  Daya pengungkit, meningkat dalam hal daya tawar kolektifnya.
ü  Pilihan-pilihan, mampu dan memiliki peluang terhadap berbagai pilihan.
ü  Status, meningkatnya citra diri, kepuasan diri, dan mamiliki perasaan yang positif atas identitas budayanya.
ü  Kemampuan refleksi kritis, menggunakan pengalaman untuk mengukur potensi keunggulannya atas berbagai peluang pilihan-pilihan dalam pemecahan masalah.
ü  Legimitasi, ada pertimbangan ahli yang menjadi justifikasi atau yang membenarkan terhadap alasan-alasan rasional atas kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
ü  Disiplin, menetapkan sendiri standar mutu untuk pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain.
ü  Persepsi kreatif, sebuah pandangan yang lebih pisitif dan inovatif terhadap hubungan dirinya dengan lingkungannya.
ü  Dan pemberdayaan dikatakan berhasil jika pada diri khalayaj sasaran dapat diamati atau dapat menunjukkan keadaan permukaan (indikator) sebagaimana tersebut diatas.
ü  MBS sebagai proses pemberdayaan karena merupakan cara untuk membangkitkan kemampuan dan potensi peserta didik agar memiliki kemampuan mengontrol diri dan lingkungannya untuk dimanfaatkan bagio kepentingan peningkatan kesejahteraan.




1.      Dalam mengkaji MBS, intisarinya terdapat 7 macam komponen atau unsur-unsur.
Uraikan secara singkat 7 macam komponen tersebut!!!!!!
    • Manajemen tentang kurikulum dan program pembelajaran (langkah-langkah WAKA  kurikulum).
    • Manajemen tentang tenaga kependidikan guru atau Jobs Descreption.
    • Manajemen tentang kesiswaan (ex: absent guru, evaluasi guru, raport, spp).
    • Manajemen tentang keuangan dan pembiayaan RAPBS (rencana anggaran pembelanjaan sekolah). (Ex: dalam satu tahun murid dan guru ada berapa).
    • Manajemen tentang sarana dan prasarana pendidikan (kelengkapan sekolah dan prosesnya).
    • Mnajemen tentang hubungan sekolah dengan masyarakat (bagian HUMAS).
    • Manajemen tentang pelayanan khusus (anak-anak dengan BP).
7 macam komponen dalam MBS, yakni:
·         Manajemen kurikulum dan program pengajaran.
Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada imimnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Disamping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.
Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan pasal 38 ayat I Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi: pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan.” sebagai tindak lanjut hal tersebut,muatan lokal telah dijadikan strategipokok untuk meningkatkan kemampuan dan kerampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan ppelaksanaannya dengan kurikulum muatan lokal setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan tertentu yang sesuai dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya.
Manejemen dan administrasi pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dibidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien
Dalam pada itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma, kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong.
·         Manajemen tenaga kependidikan.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk medayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk, mencapai hsil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisis dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karir tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
MTK {guru dan personil} meliputi:
v  Perencanaan pegawai.
v  Pengadaan pegawai.
v  Pembinaan dan pengembangan pegawai.
v  Promosi dan mutasi.
v  Peberhentian pegawai.
v  Kompensasi. Penilaian pegawai.
Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang dipelukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas
Sebelum menyusun rencana harus dilkukan analisis pekerjaan { job analisis } dan analisis jabatab untuk memperoleh deskripsi pekerjaan {gambaran tentang tugas tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan}. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemempuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai.
Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi. Karena itu, kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan intrumen pengelolaan tenaga kependididkan seperti daftar absensi, daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, kondite pegawai untuk membantu kelancaran MBS disekolah yang dipimpinnya.
·         Manajemen kesiswaan..
Manajemen ini merupakan salah satu bidang operasional MBS. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya pesereta didik tersebut dari suatu sekolah.
Manajemen kesiswaan berttujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur. Untuk mewujudkan kegiatan trsebut, sedikitnya ada tiga tugas utama yang harus diperhatikan. Yakni: panarimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Bardasarkan tiga tugas utama tersebut, SUTISNA menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalm mengelola bidang kesiswaan berkaitan denga hal-hal sebagai berikut:
v  Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah ayng berhubungan dengan itu.
v  Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan penunjukan murid ke kelas dan program studi.
v  Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar.
v  Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan dan pengajaran luar biasa.
v  Pengendalia disiplin murid.
v  Program bimbingan dan penyuluhan.
v  Program kesehatan dan keamanan.
v  Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.
·         Manajemen keuangan dan pembiayaan.
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya ayng secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Sumber pembiayaan dan keuangan secara garis besar terdapat tiga sumber utama. Yakni:
ü  Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan kependidikan.
ü  Orang tua atau peserta didik.
ü  Masyarakat, baik mengikat maupun tidak.
Adapun dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan pembangunan.
Tugas manajemen keuangan dapat dibagi tiga fase, yaitu:
ü  Finansial planning.
ü  Implementation.
ü  Evaluation.
Kepala sekolah, sebagai manajer berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahakan fungsi ordonatoruntuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
·         Manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Sarana pendidikan adalah: peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja-kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Prasarana pendidikan adalah: fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah,tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen trsebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris, dan penghapusan serta penataan.
·         Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
Hubungan masyarakat dengan sekolah seharusnya berjalan secara beriring, agar tujuan utama sekolah dapat berjalan dengan maksimal.
Hubungan sekolah dengan mesyarakat pada dasarnya bertujuan antara lain untuk:
Memajukan kualitas pembelajaran,dan pertumbuhan anak.
Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
Penggairahan masyarakat untuk menjalin hubungna dengan sekolah.
Agar terciptanya hubungan dan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh staf sekolah, murid, radio dan televisi, serta laporan tahunan. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk:
Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga –lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja.
Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ad di masyarakat dan mereka meras ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
·         Manajemen layanan khusus.
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen komponen- komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendididkan yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas  mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendididkan nasional yaitu mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu”.... manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani”(UUSPN,bab 11 pasal 4).



















     1. Apa manajemen berbasis sekolah itu? Dan apa ciri-cirinya?
MBS merupakan terjemahan dari ”school-based manajement”. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat, ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhasn, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih memahami, membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan. Dalam pada itu, kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah harus pula dilakukan oelh sekolah. Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan dan memprtanggung jawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
MBS dapat pula dijadikan sebagai pengubahan pola pendidikan indonesia yang sentralistik menjadi sebuah sistem atau pola pendidikan indonesia yang dikelolah oleh sekolah itu sendiri yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat sekitar dan perkembangan peraturan baru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, efisiensi dan pemerataan.
Ciri-ciri MBS antara lain:
    • Ada upaya meningkatkan peran serta BP3 dan masyarakat untuk mendukung kinerja sekolah..
    • Program sekolah disususn dan dilaksanakan dengan mengutamakan kepentingan proses belajar mengajar (kurikulum), bukan kepentingan administratif.
    • Menerapkan prinsip efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya sekolah (anggaran,personil,dan fasilitas).
    • Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemempuan, dan kondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola umum atau kebiasaan.
    • Menjamin terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab kepada masyarakat, selain kepada pemerintah atau yayasan.
    • Meningkatka profesionalisme personil sekolah.
    • Meningkatkan kemandirian sekolah disegala bidang
    • Adanya keterlibatan semua unsur terkait dalam perencanaan program sekolah, pelaksanaan sampai dengan evaluasi (kepala sekolah, guru, BP3, dan tokoh masyarakat, dan lain lain).
    • Adanya keterbukaan dalam pengelolaan pendidikan sekolah, baik yang menyangkut program, anggaran, ketenagaan, prestasi sampai dengan pelaporan.
    • Pertanggungjawaban sekolah dilakukan baik terhadap pemerintah, yayasan, maupun masyarakat.
Dan dapat disimpulkan bahwa: cirir-ciri MBS bisa diketahui dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan SDM, dan pengelolaan sumber daya dan administrasi.

  1. Bagaimana cara mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam melaksanakan MBS?
Cara mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam pelaksanaan MBS ialah:
ü  Mengundang orang tua murid, BP3, dan tokoh masyarakat dalam sebuah diskusi tentang bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah menyajikan keadaan dan capaian sekolah selama ini, visi misi sekolah serta keadaan yang divrbalkan bagi anak di masa depan. Sebagai moderator merangsang peserat diskusi sehingga mereka mau mengungkapakan unek-uneknya. Biasanya, jika kesempatan dibuak lebar-lebar dan dalam suasana kekeluargaaan, maka orang aakan berbicara pula.
ü  Perlunya menjelaskan pada masyarakar bahwa tanggung jawab pendidikan bukan hanya pada pemerintah, melainkan juga masyarakat. Dengan pemahaman ayng bear tentang konsep ini, maka perlahan-lahan masyarakat akan mengubah sikapnya. Mereka akan semakin merasa bertanggung jawab terhadap pendididkan di sekolah.
ü  Kepala sekolah dan guru memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk turut mengelola keuangan sekolah, terutama yang bersumber dari masyarakat. Karena kepercayaan yang diberikan tersebut, maka masyarakat akan semakin bergairah untuk memikirkan sekolah. Mereka merasa bahwa kepercayaaan yang diberikan oleh sekolah tidak boleh disia-siakan.
ü  Manajemen kepala sekolah hendaknya juga terbuka. Dengan demikian maka masyarakat akan mempercayai apa yang dilakukan oleh sekolah. Karena manajemen yang terbuka itu pulalah, maka peran serta masyarakat dalam pendidikan akan meningkat.

  1. Mengapa pembelajaran harus aktif, efektif dan menyenangkan?
Dalam hal pembelajaran atau proses kegiatan belajar mengajar, maka model MBS ini menekankan kepada pembelajaran aktiv (active learning), pembelajaran efektif (effective learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning). Karena: dngan demikian, maka siswa benar-benar asyik dalam belajar, betah tinggal di kelas karena guru tidak berperan sebagai orang yang paling tahu, melainkan sebagai fasilitator, diharapkan untuk menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran atau manajemen kelas yang bervariasi, mengatur kelas dalam suasana yang menyenangkan dan pada setiap pembelajaran selalu berupaya untuk menyiapkan dan menggunakan alat peraga dan penunjang pembelajaran lainnya sehingga pelajaran benar-benar menyenangkan.
Cara belajar seperti ini memungkinkan munculnya keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat, bertanya, mengkritik dan mengakui kelemahannya apabila mereka memang melakukan kesalahan. Demokratisasi pendidikan memang telah diwujudkan dalam bentuk yang sederhana yaitu demokratisasi pembelajaran. Guru bukanlah satu-satunya sumber yang mutlak dan selalu benar, akan tetapi dia boleh saja salah atau kurang pada sisi tertentu. Cara seperti ini benar-benar akan mamberikan keleluasaan bagi siswa untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya. Ini merupakan latihan ayng positif guna membentuk jiwanya di masa yang akan datang.
Dengan semangat belajar ayng tinggi, kondisi tempat dan belajar yang menyenangkan, dukungan dari masyarakat serta orang tua ayng cukup, pada gilirannya pendekatan ini akan dapat mengurangi bahkan mengikis habis masalah putus sekolah atau droup out (DO). Masalah putus sekolah bukan saja disebabkan oleh kemiskinan, akan tetapi suasana belajar yang tidak kondusif juga ikut andil dalam menambah tingginya angka DO.
Hal inilah yang menyebabkan keharusan atau kewajiban dalm proses pembelajaran agar bersifat aktif, efektif, dan menyenangkan.

  1. Apa manfaat dan tujuan dalam mempelajari MBS?
Tujuan mempelajari MBS yakni untuk mengetahui pencapaian keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN. Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso, maupun mikro.
Manfaat mempelajari MBS yakni kita dapat mengetahui bahwa MBS memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai sepeangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi MBS sesuai dengan kondisi setempat, kita juga dapat mengetahui bahwa sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam perannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyusun kurikulum, guru didorong untuk menginovasi, dengan melakukan eksperimentasi-eksperimentasi dilingkungan sekolahnya. Dengan demikian, MBS mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan disekolah. Melalui penyusunan kurikulum elektif, rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah. Prestasi peserta didik dapat dimaksimalkan melalui peningkatan-peningkatan partisipasi orang tua, misalnya, orang tua dapat mengawasi langsung proses belajar anaknya.

  1. Sebagai inti pokok atau inti sari MBS ialah ada 7 macam unsur. Uraikan secara lengkap!!!!!
Beberapa inti pokok atau inti sari MBS ialah:
·         Manajemen kurikulum dan program pengajaran.
Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada imimnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Disamping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.
Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan pasal 38 ayat I Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi: pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan.” sebagai tindak lanjut hal tersebut,muatan lokal telah dijadikan strategipokok untuk meningkatkan kemampuan dan kerampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan ppelaksanaannya dengan kurikulum muatan lokal setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan tertentu yang sesuai dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya.
Manejemen dan administrasi pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dibidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara efektif dan efisien
Dalam pada itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma, kenaikan kelas, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong.
·         Manajemen tenaga kependidikan.
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk medayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk, mencapai hsil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota mencapai posisis dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karir tenaga kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
MTK {guru dan personil} meliputi:
v  Perencanaan pegawai.
v  Pengadaan pegawai.
v  Pembinaan dan pengembangan pegawai.
v  Promosi dan mutasi.
v  Peberhentian pegawai.
v  Kompensasi. Penilaian pegawai.
Semua itu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang dipelukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas
Sebelum menyusun rencana harus dilkukan analisis pekerjaan { job analisis } dan analisis jabatab untuk memperoleh deskripsi pekerjaan {gambaran tentang tugas tugas dan pekerjaan yang harus dilaksanakan}. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara on the job training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya menyangkut aspek kemempuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai.
Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi. Karena itu, kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan intrumen pengelolaan tenaga kependididkan seperti daftar absensi, daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, kondite pegawai untuk membantu kelancaran MBS disekolah yang dipimpinnya.
·         Manajemen kesiswaan..
Manajemen ini merupakan salah satu bidang operasional MBS. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya pesereta didik tersebut dari suatu sekolah.
Manajemen kesiswaan berttujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur. Untuk mewujudkan kegiatan trsebut, sedikitnya ada tiga tugas utama yang harus diperhatikan. Yakni: panarimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Bardasarkan tiga tugas utama tersebut, SUTISNA menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalm mengelola bidang kesiswaan berkaitan denga hal-hal sebagai berikut:
v  Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah ayng berhubungan dengan itu.
v  Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan penunjukan murid ke kelas dan program studi.
v  Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar.
v  Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan dan pengajaran luar biasa.
v  Pengendalia disiplin murid.
v  Program bimbingan dan penyuluhan.
v  Program kesehatan dan keamanan.
v  Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional.
·         Manajemen keuangan dan pembiayaan.
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya ayng secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Sumber pembiayaan dan keuangan secara garis besar terdapat tiga sumber utama. Yakni:
ü  Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan kependidikan.
ü  Orang tua atau peserta didik.
ü  Masyarakat, baik mengikat maupun tidak.
Adapun dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan pembangunan.
Tugas manajemen keuangan dapat dibagi tiga fase, yaitu:
ü  Finansial planning.
ü  Implementation.
ü  Evaluation.
Kepala sekolah, sebagai manajer berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahakan fungsi ordonatoruntuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
·         Manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Sarana pendidikan adalah: peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja-kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Prasarana pendidikan adalah: fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah,tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen trsebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris, dan penghapusan serta penataan.
·         Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
Hubungan masyarakat dengan sekolah seharusnya berjalan secara beriring, agar tujuan utama sekolah dapat berjalan dengan maksimal.
Hubungan sekolah dengan mesyarakat pada dasarnya bertujuan antara lain untuk:
Memajukan kualitas pembelajaran,dan pertumbuhan anak.
Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
Penggairahan masyarakat untuk menjalin hubungna dengan sekolah.
Agar terciptanya hubungan dan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi sekolah ini dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open house, kunjungan sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh staf sekolah, murid, radio dan televisi, serta laporan tahunan. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk:
Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga –lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja.
Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ad di masyarakat dan mereka meras ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
·         Manajemen layanan khusus.
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen komponen- komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendididkan yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas  mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendididkan nasional yaitu mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu”.... manusia yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani”(UUSPN,bab 11 pasal 4).

  1. Mengapa dalam mengaplikasikan MBS harus efektif dan efisien????
Dalam mengaplikasikan MBS haruslah efektif dan efisien agar dalam penggunaan sumber daya sekolah  (anggaran, personil, fasilitas) dapat berjalan sesuai target dan sasarannya.