1. Apa alasan MBS
harus diwujudkan?
MBS harus diwujudkan karena untuk mengubah
pola pendididkan indonesia yang sentralistik menjadi sebuah sistem atau pola
pendididkan indonesia yang dikelola oleh sekolah itu sendiri yang disesuaikan
dengan tuntutan masyarakat sekitar dan perkembangan peraturan baru. Karena:
ü sistem sentralistik
dianggap kurang bisa memberikan layanan yang efektif, tidak mampu menjamin
kesinambungan kegiatan di lokal.
ü Memiliki keterbatasan
dalam beradaptasi dengan permasalahan lokal.
ü Menciptakan rasa
ketergantungan pada pihak lain daripada rasa mandiri.
Oleh karena itu, perlu adanya
formula baru dalam pengelolaan pendidikan di sekolah sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan berkembangnya peraturan baru. formula baru pengelolaan
pendididkan itu merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,
efisiensi, dan pemerataan.
Formula baru ini, memungkinkan
sekolah memiliki otonomi yang seluas-luasnya, yang menuntut peran serta
masyarakat secara optimal dan menjamin kebijakan nasional tidak terabaikan.
2. Apa ciri-ciri MBS?
Ciri-ciri MBS antara lain:
ü Ada upaya
meningkatkan peran serta BP3 dan masyarakat untuk mendukung kinerja sekolah..
ü Program sekolah
disususn dan dilaksanakan dengan mengutamakan kepentingan proses belajar
mengajar (kurikulum), bukan kepentingan administratif.
ü Menerapkan prinsip
efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya sekolah
(anggaran,personil,dan fasilitas).
ü Mampu mengambil
keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemempuan, dan kondisi lingkungan
sekolah walau berbeda dari pola umum atau kebiasaan.
ü Menjamin
terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab kepada masyarakat, selain kepada
pemerintah atau yayasan.
ü Meningkatka
profesionalisme personil sekolah.
ü Meningkatkan kemandirian
sekolah disegala bidang
ü Adanya keterlibatan
semua unsur terkait dalam perencanaan program sekolah, pelaksanaan sampai
dengan evaluasi (kepala sekolah, guru, BP3, dan tokoh masyarakat, dan lain
lain).
ü Adanya keterbukaan
dalam pengelolaan pendidikan sekolah, baik yang menyangkut program, anggaran,
ketenagaan, prestasi sampai dengan pelaporan.
ü Pertanggungjawaban
sekolah dilakukan baik terhadap pemerintah, yayasan, maupun masyarakat.
Dan dapat disimpulkan bahwa:
cirir-ciri MBS bisa diketahui dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan
kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan SDM, dan
pengelolaan sumber daya dan administrasi.
3. Apa saja yang
menjadi rencana pengembangan sekolah?
Hal-hal yang menjadi rencana
pengembanagn sekolah adalah:
ü Visi dan misi sekolah
ü Identifikasi
permasalahan (termasuk penyebab timbulnya permasalahan).
ü Prioritas
permasalahan yang dihadapi ekolah untuk segera diselesaikan.
ü Alternatif cara
pemecahan masalah.
ü Tujuan program
sekolah.
ü Rencana induk
pengembanagn sekolah (RIPS) dalam jangka waktu 3 s.d. 5 tahun.sumber dana untuk
program/kegiatan-kegiatan dalam rencana pengembanagan sekolah.
ü Proposal
penunjang”block grant” yang terdiri dari program/ kegiatan dan perkiraan
anaggaran.
ü RAPBS yang memuat
semua program/kegiatan dan anggaran dari semua sumber dalam jangka waktu satu
tahun.
4. Manajemen guru dan
pembinaan profesional serta manajemen informasi pendidikan. Mengapa dua hal ini
penting?
Manajemen guru dan pembinaan
profesional dianggap penting karena: guru merupakan komponen utama dalm
pembelajaran. Oleh karena itu, maka diperlukan guru yang profesional agar hasil
pembelajaran benar-benar sesuai dengan harapan.
Tidak kalah dengan hal itu,
manajemen informasi pendidikan juga merupakan hal yang sangat penting karena:
merupakan pengelolaan data dan informasi pendidikan secara sistematik sehingga
memudahkan npengambilan keputusan. Oleh karean itu, perlu adanya kepekaan dan
keterampilan kita dalam membaca dan memanfaatkan data atau informsi
kependidikan.
5. Mengapa peran
serta masyarakat sangat penting dalam sekolah atau MBS atau komite? Dan apa
kepala sekolah (bagian HUMAS) bertugas mensosialisasikan peran masyarakat......
Peran masyarakat sangatlah penting karena pada
hakekatnya mereka merupakan suattu sarana yang sangat berperan dalam membina
dan mengembangkan pertunbuhan pribadi peserta dididk disekolah. Dalam hal ini,
sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang
lebih besar, yaitu masyarakat.
Adapun bagian HUMAS atau kepala sekolah bertugas mensosialisasikan
peran masyarakat dengan cara:
ü Mengundang orang tua
murid, BP3, dan tokoh masyarakat dalam sebuah diskusi tentang bagaimana cara
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah menyajikan keadaan dan
capaian sekolah selama ini, visi misi sekolah serta keadaan yang divrbalkan
bagi anak di masa depan. Sebagai moderator merangsang peserat diskusi sehingga
mereka mau mengungkapakan unek-uneknya. Biasanya, jika kesempatan dibuak
lebar-lebar dan dalam suasana kekeluargaaan, maka orang aakan berbicara pula.
ü Perlunya menjelaskan
pada masyarakar bahwa tanggung jawab pendidikan bukan hanya pada pemerintah,
melainkan juga masyarakat. Dengan pemahaman ayng bear tentang konsep ini, maka
perlahan-lahan masyarakat akan mengubah sikapnya. Mereka akan semakin merasa
bertanggung jawab terhadap pendididkan di sekolah.
ü Kepala sekolah dan
guru memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk turut mengelola keuangan
sekolah, terutama yang bersumber dari masyarakat. Karena kepercayaan yang
diberikan tersebut, maka masyarakat akan semakin bergairah untuk memikirkan
sekolah. Mereka merasa bahwa kepercayaaan yang diberikan oleh sekolah tidak
boleh disia-siakan.
ü Manajemen kepala
sekolah hendaknya juga terbuka. Dengan demikian maka masyarakat akan
mempercayai apa yang dilakukan oleh sekolah. Karena manajemen yang terbuka itu
pulalah, maka peran serta masyarakat dalam pendidikan akan meningkat.
6. Mengapa dalam
pembelajaran harus aktif, efektif, dan menyenagkan???? (imbas dari penerapan
MBS di sekolah)....
Dalam hal pembelajaran atau
proses kegiatan belajar mengajar, maka model MBS ini menekankan kepada
pembelajaran aktiv (active learning), pembelajaran efektif (effective
learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning). Karena: dngan
demikian, maka siswa benar-benar asyik dalam belajar, betah tinggal di kelas
karena guru tidak berperan sebagai orang yang paling tahu, melainkan sebagai
fasilitator, diharapkan untuk menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran
atau manajemen kelas yang bervariasi, mengatur kelas dalam suasana yang
menyenangkan dan pada setiap pembelajaran selalu berupaya untuk menyiapkan dan
menggunakan alat peraga dan penunjang pembelajaran lainnya sehingga pelajaran
benar-benar menyenangkan.
Cara belajar seperti ini
memungkinkan munculnya keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat,
bertanya, mengkritik dan mengakui kelemahannya apabila mereka memang melakukan
kesalahan. Demokratisasi pendidikan memang telah diwujudkan dalam bentuk yang
sederhana yaitu demokratisasi pembelajaran. Guru bukanlah satu-satunya sumber
yang mutlak dan selalu benar, akan tetapi dia boleh saja salah atau kurang pada
sisi tertentu. Cara seperti ini benar-benar akan mamberikan keleluasaan bagi
siswa untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya. Ini merupakan
latihan ayng positif guna membentuk jiwanya di masa yang akan datang.
Dengan semangat belajar ayng
tinggi, kondisi tempat dan belajar yang menyenangkan, dukungan dari masyarakat
serta orang tua ayng cukup, pada gilirannya pendekatan ini akan dapat
mengurangi bahkan mengikis habis masalah putus sekolah atau droup out (DO).
Masalah putus sekolah bukan saja disebabkan oleh kemiskinan, akan tetapi
suasana belajar yang tidak kondusif juga ikut andil dalam menambah tingginya
angka DO.
Hal inilah yang menyebabkan keharusan atau
kewajiban dalm proses pembelajaran agar bersifat aktif, efektif, dan
menyenangkan
1. Apa rumusan Manajement Berbasis Sekolah itu? Dan apa tujuan beserta
manfaat pembelajaran?
MBS
merupakan terjemahan dari ”school-based manajement”. Istilah ini pertama kali
muncul di Amerika Serikat, ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi
pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan
paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah
(pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi
diberikan agar sekola leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhasn, serta lebih tanggap
terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih
memahami, membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan. Dalam pada itu,
kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah harus pula dilakukan oelh
sekolah. Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri menggali,
mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan dan memprtanggung jawabkan
pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
MBS dapat
pula dirumuskan sebagai pengubahan pola pendidikan indonesia yang sentralistik
menjadi sebuah sistem atau pola pendidikan indonesia yang dikelolah oleh
sekolah itu sendiri yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat sekitar dan
perkembangan peraturan baru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan, efisiensi dan pemerataan.
Tujuan
pembelajaran MBS yakni untuk mengetahui pencapaian keunggulan masyarakat bangsa
dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN. Hal tersebut
diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di indonesia
yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso, maupun mikro.
Manfaat
pembelajaran MBS yakni kita dapat mengetahui bahwa MBS memberikan kebebasan dan
kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai sepeangkat tanggung jawab. Dengan
adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan
pengembangan strategi MBS sesuai dengan kondisi setempat, kita juga dapat
mengetahui bahwa sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga
dapat lebih berkonsentrasi pada tugas. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya
dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong
profesionalisme kepala sekolah, dalam perannya sebagai manajer maupun pemimpin
sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyusun
kurikulum, guru didorong untuk menginovasi, dengan melakukan
eksperimentasi-eksperimentasi dilingkungan sekolahnya. Dengan demikian, MBS
mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
disekolah. Melalui penyusunan kurikulum elektif, rasa tanggap sekolah terhadap
kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan
tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah. Prestasi peserta didik dapat
dimaksimalkan melalui peningkatan-peningkatan partisipasi orang tua, misalnya,
orang tua dapat mengawasi langsung proses belajar anaknya.
2. Terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam mengaplikasian MBS. Apa saja?
BPPN
bekerja sama dengan bank dunia (1999) telah mengkaji beberapa faktor yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan MBS. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan :
·
Kewajiban sekolah.
MBS yang
menawarkan keleluasaan pengelolaan sekolah memiliki potensi yang besar alam
menciptakan kepala sekolah, guru dan pengelolaan sistem pendidikan profesional.
Oleh karena itu, pelaksanaannya perlu disertai seperangkat kewajiban, serta
monitoring dan tuntutan pertanggungjawaban (akuntabel) yang relatif tinggi,
untuk menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai kewajiban
melaksanakan kebijakan pemerintah an memenuhi harapan masyarakat sekolah.
Dengan demikian, sekolah dituntut mampu menampilkan pengelolaan sumber daya
secara transparan, demokratis, tanpa monopoli, dan bertanggung jawab baik
terhadap masyarakat maupun pemerintah, dalam rangka meningkatkan kapasitas
pelayanan terhadap peserta didik.
·
Kebijakan dan prioritas pemerintah.
Pemerintah
sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak merumuskan
kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional terutama yang berkaitan
dengan program peningkatan melek huruf dan angka (literacy and
numeracy),efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Dalam hal-hal tersebut,
sekolah tidak diperbolehkan untuk berjalan sendiri dengan mengabaikan kebijakan
dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang dipilih secara demokratis.
Agar
prioritas-prioritas pemerintah dilaksanakan oleh sekolah dan semua aktivitas
sekolah ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik sehingga
dapat belajar dengan baik, pemerintah perlu merumuskan seperangkat pedoman umum
tentang pelaksanaan MBS. Pedoman-pedoman tersebut, terutama, ditujukan untuk
menjamin bahwa hasil pendidikan (student outcomes) terevaluasi dengan
baik,kebijakan-kebijakan pemerintah dilaksanakan secara efektif, sekolah
dioperasikan dalam kerangka yang disetujui pemerintah, dan anggaran
dibelanjakan sesuai dengan tujuan.
·
Peranan orang tua dan masyarakat.
MBS
menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untu membangkitkan
motivasi kerja yang lebih produktiv dan memberdayakan otoritas daerah setempat,
serta mengefisienkan sistem dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih.
Untuk kepentingan tersebut diperlukan partisipasi masyarakat , dan hal ini
merupakan salah satu aspek penting dalam MBS. Melalui dewan sekolah (school
council), orang tua dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembuatan
berbagai keputusan.Dengna demikian masyarakat dapat lebih memahami, serta
mengawasi dan membantu sekolah dalam pengelolaan termasuk kegiatan
belajar-mengajar. Besarnya partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sekolah tersebut, mungkin dapat
menimbulkanrancunya kepentingan antara sekolah, orang tua dan masyarakat. Dalam
hal ini pemerintah perlu merumuskan bentuk partisipasi (pembagian tugas) setiap
unsur secara jelas dan tegas.
·
Peranan profesionalisme dan manajerial.
MBS
menuntut perubahan_perubahan tingkah laku kepala sekolah, guru dan tenaga
administrasi dalam mengoperasikan sekolah. Pelaksanaan MBS berpotensi
meningkatkan gesekan peranan yang bersifat profesional dan manajerial. Untuk
memenuhi persyaratan pelaksanaan MBS, kepala sekolah, guru, dan tenaga
administrasi harus memiliki kedua sifat tersebut, yaitu profesional dan
manajerial. Mereka harus memiliki pengetahuan yang dalam tentang peserta didik
dan prinsip-prinsip pendidikan untuk menjamin bahwa segala keputusan penting
yang dibuat sekolah, didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan pendidikan.
Kepala sekolah khususnya, perlu mempelajari dengan teliti,baik kebijakan dan
prioritas pemerintah maupun prioritas sekolah seendiri.
·
Pengembangan profesi
Dalam MBS
pemerinta harus menjamin bahwa semua unsur penting tenaga kependidikan (sumber
manusia) menerima pengembangan profesi yang diperlukan untuk mengelola sekolah
secara efektif. Agar sekolah dapat mengambil manfaaat yang ditawarkan MBS.
Selain itu, penting untuk dicTt bahwa sebaiknya sekolah dan masyarakat perlu
dilibatkan proses pelaksanaan MBS sedini mungkin. Mereka tidak perlu hanya
menunggu, tetapi melihatkan diri dalam diskusi-diskusi tentang MBS dan berinisiatif
untuk menyelenggarakan pelatihan tentang aspek-aspek yang terkait.
3. Mengapa MBS dijadikan sebagai media
proses pemberdayaan?
MBS
dijadikan sebagai media proses pemberdayaan dimaksudkan untuk mengangkat harkat
dan martabat masyarakat dalam perekonomiannya, hak-haknya, dan mamiliki posisi
yang seimbang dengan kaum lain yang selama ini telah lebih mapan kehidupannya.
Melalui pemberdayaan, kaum idealis atau para pejuang demokrasi, keadilan dan
hak asasi manusia menginginkan adanya tatanan kehidupan yang lebih adil,
demokratis, serta tegaknya kebenaran dan keadilan.
MBS
merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan mutu dan
kemandirian sekolah. Dengan MBS diharapkan para kepala sekolah, guru, dan
personal lain di sekolah serta masyarakat setempat dapat melakksanakan
pendidikan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan zaman, karakteristiklingkungna
dan tuntutan global.
Peningkatan
kedudukan itu meliputi kondisi-kondisi sebagai berikut:
ü Akses, memiliki
peluang yang cukup besar untulk mendapatkan sumber-sumber daya dan sumber dana.
ü Daya pengungkit,
meningkat dalam hal daya tawar kolektifnya.
ü Pilihan-pilihan,
mampu dan memiliki peluang terhadap berbagai pilihan.
ü Status, meningkatnya
citra diri, kepuasan diri, dan mamiliki perasaan yang positif atas identitas
budayanya.
ü Kemampuan refleksi
kritis, menggunakan pengalaman untuk mengukur potensi keunggulannya atas
berbagai peluang pilihan-pilihan dalam pemecahan masalah.
ü Legimitasi, ada
pertimbangan ahli yang menjadi justifikasi atau yang membenarkan terhadap
alasan-alasan rasional atas kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
ü Disiplin, menetapkan
sendiri standar mutu untuk pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain.
ü Persepsi kreatif,
sebuah pandangan yang lebih pisitif dan inovatif terhadap hubungan dirinya
dengan lingkungannya.
ü Dan pemberdayaan
dikatakan berhasil jika pada diri khalayaj sasaran dapat diamati atau dapat
menunjukkan keadaan permukaan (indikator) sebagaimana tersebut diatas.
ü MBS sebagai proses
pemberdayaan karena merupakan cara untuk membangkitkan kemampuan dan potensi
peserta didik agar memiliki kemampuan mengontrol diri dan lingkungannya untuk
dimanfaatkan bagio kepentingan peningkatan kesejahteraan.
1. Dalam mengkaji
MBS, intisarinya terdapat 7 macam komponen atau unsur-unsur.
Uraikan secara singkat 7 macam komponen
tersebut!!!!!!
- Manajemen tentang kurikulum dan program pembelajaran (langkah-langkah WAKA kurikulum).
- Manajemen tentang tenaga kependidikan guru atau Jobs Descreption.
- Manajemen tentang kesiswaan (ex: absent guru, evaluasi guru, raport, spp).
- Manajemen tentang keuangan dan pembiayaan RAPBS (rencana anggaran pembelanjaan sekolah). (Ex: dalam satu tahun murid dan guru ada berapa).
- Manajemen tentang sarana dan prasarana pendidikan (kelengkapan sekolah dan prosesnya).
- Mnajemen tentang hubungan sekolah dengan masyarakat (bagian HUMAS).
- Manajemen tentang pelayanan khusus (anak-anak dengan BP).
7 macam komponen dalam MBS, yakni:
·
Manajemen kurikulum dan program pengajaran.
Manajemen kurikulum dan program
pengajaran mencakup kegiatan perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional
pada imimnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat
pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana
merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan
pembelajaran. Disamping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk
mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
lingkungan setempat.
Kurikulum muatan lokal pada
hakikatnya merupakan suatu perwujudan pasal 38 ayat I Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi: pelaksanaan kegiatan pendidikan
dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional
dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan
ciri khas satuan pendidikan.” sebagai tindak lanjut hal tersebut,muatan lokal
telah dijadikan strategipokok untuk meningkatkan kemampuan dan kerampilan yang
relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta
masyarakat dalam perencanaan dan ppelaksanaannya dengan kurikulum muatan lokal
setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan tertentu yang
sesuai dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya.
Manejemen dan administrasi
pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dibidang
pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara
efektif dan efisien
Dalam pada itu, perlu
dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran,
pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar,
penetapan penilaian, penetapan norma, kenaikan kelas, pencatatan kemajuan
belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian
waktu jam kosong.
·
Manajemen tenaga kependidikan.
Manajemen tenaga kependidikan
atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk medayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efisien untuk, mencapai hsil yang optimal,
namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi
personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan,
menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota
mencapai posisis dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karir tenaga kependidikan,
serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
MTK {guru dan personil}
meliputi:
v Perencanaan pegawai.
v Pengadaan pegawai.
v Pembinaan dan
pengembangan pegawai.
v Promosi dan mutasi.
v Peberhentian pegawai.
v Kompensasi. Penilaian
pegawai.
Semua itu perlu dilakukan
dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya
tenaga kependidikan yang dipelukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai
serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas
Sebelum menyusun rencana harus
dilkukan analisis pekerjaan { job analisis } dan analisis jabatab untuk
memperoleh deskripsi pekerjaan {gambaran tentang tugas tugas dan pekerjaan yang
harus dilaksanakan}. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara on the job
training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak
hanya menyangkut aspek kemempuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai.
Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan
bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya
tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai)
secara pribadi. Karena itu, kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan intrumen
pengelolaan tenaga kependididkan seperti daftar absensi, daftar urut kepangkatan,
daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, kondite pegawai untuk membantu
kelancaran MBS disekolah yang dipimpinnya.
·
Manajemen kesiswaan..
Manajemen ini merupakan salah
satu bidang operasional MBS. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai
dengan keluarnya pesereta didik tersebut dari suatu sekolah.
Manajemen kesiswaan berttujuan
untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur. Untuk
mewujudkan kegiatan trsebut, sedikitnya ada tiga tugas utama yang harus
diperhatikan. Yakni: panarimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta
bimbingan dan pembinaan disiplin.
Bardasarkan tiga tugas utama
tersebut, SUTISNA menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalm mengelola
bidang kesiswaan berkaitan denga hal-hal sebagai berikut:
v Kehadiran murid di
sekolah dan masalah-masalah ayng berhubungan dengan itu.
v Penerimaan,
orientasi, klasifikasi dan penunjukan murid ke kelas dan program studi.
v Evaluasi dan
pelaporan kemajuan belajar.
v Program supervisi
bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan dan
pengajaran luar biasa.
v Pengendalia disiplin
murid.
v Program bimbingan dan
penyuluhan.
v Program kesehatan dan
keamanan.
v Penyesuaian pribadi,
sosial, dan emosional.
·
Manajemen keuangan dan pembiayaan.
Keuangan dan pembiayaan
merupakan salah satu sumber daya ayng secara langsung menunjang efektivitas dan
efisiensi pengelolaan pendidikan.
Sumber pembiayaan dan keuangan
secara garis besar terdapat tiga sumber utama. Yakni:
ü Pemerintah, baik
pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus
dan diperuntukkan bagi kepentingan kependidikan.
ü Orang tua atau
peserta didik.
ü Masyarakat, baik
mengikat maupun tidak.
Adapun dimensi pengeluaran
meliputi biaya rutin dan pembangunan.
Tugas manajemen keuangan dapat
dibagi tiga fase, yaitu:
ü Finansial planning.
ü Implementation.
ü Evaluation.
Kepala sekolah, sebagai
manajer berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahakan fungsi ordonatoruntuk
memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi
bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan,
disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator
untuk menguji hak atas pembayaran.
·
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Sarana pendidikan adalah:
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang
kelas, meja-kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Prasarana pendidikan adalah:
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman,kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah,tetapi
jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman
sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan
olah raga, komponen trsebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar
dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan inventaris, dan penghapusan serta penataan.
·
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
Hubungan masyarakat dengan sekolah seharusnya
berjalan secara beriring, agar tujuan utama sekolah dapat berjalan dengan
maksimal.
Hubungan sekolah dengan mesyarakat pada dasarnya
bertujuan antara lain untuk:
Memajukan kualitas pembelajaran,dan pertumbuhan
anak.
Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas
hidup dan penghidupan masyarakat.
Penggairahan masyarakat untuk menjalin hubungna
dengan sekolah.
Agar terciptanya hubungan dan kerjasama yang baik
antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki
gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi
sekolah ini dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang
tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open
house, kunjungan sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh staf
sekolah, murid, radio dan televisi, serta laporan tahunan. Hubungan yang
harmonis ini akan membentuk:
Saling pengertian antara sekolah, orang tua,
masyarakat, dan lembaga –lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia
kerja.
Saling membantu antara sekolah dan masyarakat
karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
Kerja sama yang erat antara sekolah dengan
berbagai pihak yang ad di masyarakat dan mereka meras ikut bertanggung jawab
atas suksesnya pendidikan di sekolah.
·
Manajemen layanan khusus.
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen
perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen komponen- komponen
tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan
kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendididkan yang bertugas dan
bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendididkan nasional yaitu
mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu”.... manusia yang memiliki
kesehatan jasmani dan rohani”(UUSPN,bab 11 pasal 4).
1. Apa manajemen berbasis
sekolah itu? Dan apa ciri-cirinya?
MBS
merupakan terjemahan dari ”school-based manajement”. Istilah ini pertama kali
muncul di Amerika Serikat, ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi
pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan
paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah
(pelibatan masyarakat) dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi
diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhasn, serta lebih tanggap
terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dimaksudkan agar mereka lebih
memahami, membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan. Dalam pada itu,
kebijakan nasional yang menjadi prioritas pemerintah harus pula dilakukan oelh
sekolah. Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri menggali,
mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan dan memprtanggung jawabkan
pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
MBS dapat
pula dijadikan sebagai pengubahan pola pendidikan indonesia yang sentralistik
menjadi sebuah sistem atau pola pendidikan indonesia yang dikelolah oleh
sekolah itu sendiri yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat sekitar dan
perkembangan peraturan baru. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan, efisiensi dan pemerataan.
Ciri-ciri MBS antara lain:
- Ada upaya meningkatkan peran serta BP3 dan masyarakat untuk mendukung kinerja sekolah..
- Program sekolah disususn dan dilaksanakan dengan mengutamakan kepentingan proses belajar mengajar (kurikulum), bukan kepentingan administratif.
- Menerapkan prinsip efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya sekolah (anggaran,personil,dan fasilitas).
- Mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan, kemempuan, dan kondisi lingkungan sekolah walau berbeda dari pola umum atau kebiasaan.
- Menjamin terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab kepada masyarakat, selain kepada pemerintah atau yayasan.
- Meningkatka profesionalisme personil sekolah.
- Meningkatkan kemandirian sekolah disegala bidang
- Adanya keterlibatan semua unsur terkait dalam perencanaan program sekolah, pelaksanaan sampai dengan evaluasi (kepala sekolah, guru, BP3, dan tokoh masyarakat, dan lain lain).
- Adanya keterbukaan dalam pengelolaan pendidikan sekolah, baik yang menyangkut program, anggaran, ketenagaan, prestasi sampai dengan pelaporan.
- Pertanggungjawaban sekolah dilakukan baik terhadap pemerintah, yayasan, maupun masyarakat.
Dan dapat disimpulkan bahwa:
cirir-ciri MBS bisa diketahui dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan
kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan SDM, dan
pengelolaan sumber daya dan administrasi.
- Bagaimana cara mendorong masyarakat untuk berperan serta dalam melaksanakan MBS?
Cara mendorong masyarakat
untuk berperan serta dalam pelaksanaan MBS ialah:
ü Mengundang orang tua
murid, BP3, dan tokoh masyarakat dalam sebuah diskusi tentang bagaimana cara
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kepala sekolah menyajikan keadaan dan
capaian sekolah selama ini, visi misi sekolah serta keadaan yang divrbalkan
bagi anak di masa depan. Sebagai moderator merangsang peserat diskusi sehingga
mereka mau mengungkapakan unek-uneknya. Biasanya, jika kesempatan dibuak
lebar-lebar dan dalam suasana kekeluargaaan, maka orang aakan berbicara pula.
ü Perlunya menjelaskan
pada masyarakar bahwa tanggung jawab pendidikan bukan hanya pada pemerintah,
melainkan juga masyarakat. Dengan pemahaman ayng bear tentang konsep ini, maka
perlahan-lahan masyarakat akan mengubah sikapnya. Mereka akan semakin merasa
bertanggung jawab terhadap pendididkan di sekolah.
ü Kepala sekolah dan
guru memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk turut mengelola keuangan
sekolah, terutama yang bersumber dari masyarakat. Karena kepercayaan yang
diberikan tersebut, maka masyarakat akan semakin bergairah untuk memikirkan
sekolah. Mereka merasa bahwa kepercayaaan yang diberikan oleh sekolah tidak
boleh disia-siakan.
ü Manajemen kepala
sekolah hendaknya juga terbuka. Dengan demikian maka masyarakat akan
mempercayai apa yang dilakukan oleh sekolah. Karena manajemen yang terbuka itu
pulalah, maka peran serta masyarakat dalam pendidikan akan meningkat.
- Mengapa pembelajaran harus aktif, efektif dan menyenangkan?
Dalam hal pembelajaran atau
proses kegiatan belajar mengajar, maka model MBS ini menekankan kepada
pembelajaran aktiv (active learning), pembelajaran efektif (effective
learning), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning). Karena: dngan
demikian, maka siswa benar-benar asyik dalam belajar, betah tinggal di kelas karena
guru tidak berperan sebagai orang yang paling tahu, melainkan sebagai
fasilitator, diharapkan untuk menggunakan pendekatan dan strategi pembelajaran
atau manajemen kelas yang bervariasi, mengatur kelas dalam suasana yang
menyenangkan dan pada setiap pembelajaran selalu berupaya untuk menyiapkan dan
menggunakan alat peraga dan penunjang pembelajaran lainnya sehingga pelajaran
benar-benar menyenangkan.
Cara belajar seperti ini
memungkinkan munculnya keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat, bertanya,
mengkritik dan mengakui kelemahannya apabila mereka memang melakukan kesalahan.
Demokratisasi pendidikan memang telah diwujudkan dalam bentuk yang sederhana
yaitu demokratisasi pembelajaran. Guru bukanlah satu-satunya sumber yang mutlak
dan selalu benar, akan tetapi dia boleh saja salah atau kurang pada sisi
tertentu. Cara seperti ini benar-benar akan mamberikan keleluasaan bagi siswa
untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya. Ini merupakan latihan
ayng positif guna membentuk jiwanya di masa yang akan datang.
Dengan semangat belajar ayng
tinggi, kondisi tempat dan belajar yang menyenangkan, dukungan dari masyarakat
serta orang tua ayng cukup, pada gilirannya pendekatan ini akan dapat
mengurangi bahkan mengikis habis masalah putus sekolah atau droup out (DO).
Masalah putus sekolah bukan saja disebabkan oleh kemiskinan, akan tetapi
suasana belajar yang tidak kondusif juga ikut andil dalam menambah tingginya
angka DO.
Hal inilah yang menyebabkan
keharusan atau kewajiban dalm proses pembelajaran agar bersifat aktif, efektif,
dan menyenangkan.
- Apa manfaat dan tujuan dalam mempelajari MBS?
Tujuan mempelajari
MBS yakni untuk mengetahui pencapaian keunggulan masyarakat bangsa dalam
penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN. Hal tersebut
diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan pendidikan di indonesia
yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso, maupun mikro.
Manfaat
mempelajari MBS yakni kita dapat mengetahui bahwa MBS memberikan kebebasan dan
kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai sepeangkat tanggung jawab. Dengan
adanya otonomi yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan
pengembangan strategi MBS sesuai dengan kondisi setempat, kita juga dapat
mengetahui bahwa sekolah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru sehingga
dapat lebih berkonsentrasi pada tugas. Keleluasaan dalam mengelola sumber daya
dan dalam menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong
profesionalisme kepala sekolah, dalam perannya sebagai manajer maupun pemimpin
sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyusun
kurikulum, guru didorong untuk menginovasi, dengan melakukan
eksperimentasi-eksperimentasi dilingkungan sekolahnya. Dengan demikian, MBS
mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
disekolah. Melalui penyusunan kurikulum elektif, rasa tanggap sekolah terhadap
kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai dengan
tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah. Prestasi peserta didik dapat
dimaksimalkan melalui peningkatan-peningkatan partisipasi orang tua, misalnya,
orang tua dapat mengawasi langsung proses belajar anaknya.
- Sebagai inti pokok atau inti sari MBS ialah ada 7 macam unsur. Uraikan secara lengkap!!!!!
Beberapa inti pokok atau inti
sari MBS ialah:
·
Manajemen kurikulum dan program pengajaran.
Manajemen kurikulum dan
program pengajaran mencakup kegiatan perencanaan dan pengembangan kurikulum
nasional pada imimnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada
tingkat pusat. Karena itu level sekolah yang paling penting adalah bagaimana
merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan
pembelajaran. Disamping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk
mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
lingkungan setempat.
Kurikulum muatan lokal pada
hakikatnya merupakan suatu perwujudan pasal 38 ayat I Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) yang berbunyi: pelaksanaan kegiatan pendidikan
dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional
dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan
ciri khas satuan pendidikan.” sebagai tindak lanjut hal tersebut,muatan lokal
telah dijadikan strategipokok untuk meningkatkan kemampuan dan kerampilan yang
relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta
masyarakat dalam perencanaan dan ppelaksanaannya dengan kurikulum muatan lokal
setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan tertentu yang
sesuai dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya.
Manejemen dan administrasi
pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dibidang
pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran terlaksana secara
efektif dan efisien
Dalam pada itu, perlu
dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal
pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi
belajar, penetapan penilaian, penetapan norma, kenaikan kelas, pencatatan
kemajuan belajar peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta
pengisian waktu jam kosong.
·
Manajemen tenaga kependidikan.
Manajemen tenaga kependidikan
atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk medayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efisien untuk, mencapai hsil yang optimal,
namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi
personalia yang harus dilaksanakan pimpinan, adalah menarik, mengembangkan,
menggaji, dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, membantu anggota
mencapai posisis dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karir tenaga
kependidikan, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
MTK {guru dan personil}
meliputi:
v Perencanaan pegawai.
v Pengadaan pegawai.
v Pembinaan dan pengembangan
pegawai.
v Promosi dan mutasi.
v Peberhentian pegawai.
v Kompensasi. Penilaian
pegawai.
Semua itu perlu dilakukan
dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya
tenaga kependidikan yang dipelukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai
serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas
Sebelum menyusun rencana harus
dilkukan analisis pekerjaan { job analisis } dan analisis jabatab untuk
memperoleh deskripsi pekerjaan {gambaran tentang tugas tugas dan pekerjaan yang
harus dilaksanakan}. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara on the job
training dan in service training. Kegiatan pembinaan dan pengembangan ini tidak
hanya menyangkut aspek kemempuan, tetapi juga menyangkut karir pegawai.
Tugas kepala sekolah dalam kaitannya dengan manajemen tenaga kependidikan
bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya
tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai)
secara pribadi. Karena itu, kepala sekolah dituntut untuk mengerjakan intrumen
pengelolaan tenaga kependididkan seperti daftar absensi, daftar urut
kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, kondite pegawai
untuk membantu kelancaran MBS disekolah yang dipimpinnya.
·
Manajemen kesiswaan..
Manajemen ini merupakan salah
satu bidang operasional MBS. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai
dengan keluarnya pesereta didik tersebut dari suatu sekolah.
Manajemen kesiswaan berttujuan
untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan
pembelajaran sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur. Untuk
mewujudkan kegiatan trsebut, sedikitnya ada tiga tugas utama yang harus
diperhatikan. Yakni: panarimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta
bimbingan dan pembinaan disiplin.
Bardasarkan tiga tugas utama
tersebut, SUTISNA menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalm mengelola
bidang kesiswaan berkaitan denga hal-hal sebagai berikut:
v Kehadiran murid di
sekolah dan masalah-masalah ayng berhubungan dengan itu.
v Penerimaan,
orientasi, klasifikasi dan penunjukan murid ke kelas dan program studi.
v Evaluasi dan
pelaporan kemajuan belajar.
v Program supervisi
bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran, perbaikan dan
pengajaran luar biasa.
v Pengendalia disiplin
murid.
v Program bimbingan dan
penyuluhan.
v Program kesehatan dan
keamanan.
v Penyesuaian pribadi,
sosial, dan emosional.
·
Manajemen keuangan dan pembiayaan.
Keuangan dan pembiayaan
merupakan salah satu sumber daya ayng secara langsung menunjang efektivitas dan
efisiensi pengelolaan pendidikan.
Sumber pembiayaan dan keuangan
secara garis besar terdapat tiga sumber utama. Yakni:
ü Pemerintah, baik
pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus
dan diperuntukkan bagi kepentingan kependidikan.
ü Orang tua atau
peserta didik.
ü Masyarakat, baik
mengikat maupun tidak.
Adapun dimensi pengeluaran
meliputi biaya rutin dan pembangunan.
Tugas manajemen keuangan dapat
dibagi tiga fase, yaitu:
ü Finansial planning.
ü Implementation.
ü Evaluation.
Kepala sekolah, sebagai
manajer berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahakan fungsi ordonatoruntuk
memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi
bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan,
disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator
untuk menguji hak atas pembayaran.
·
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
Sarana pendidikan adalah:
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang
kelas, meja-kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Prasarana pendidikan adalah:
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman,kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah,tetapi
jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman
sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan
olah raga, komponen trsebut merupakan sarana pendidikan.
Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar
dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
pengawasan, penyimpanan inventaris, dan penghapusan serta penataan.
·
Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
Hubungan masyarakat dengan sekolah seharusnya
berjalan secara beriring, agar tujuan utama sekolah dapat berjalan dengan
maksimal.
Hubungan sekolah dengan mesyarakat pada dasarnya
bertujuan antara lain untuk:
Memajukan kualitas pembelajaran,dan pertumbuhan
anak.
Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas
hidup dan penghidupan masyarakat.
Penggairahan masyarakat untuk menjalin hubungna
dengan sekolah.
Agar terciptanya hubungan dan kerjasama yang baik
antara sekolah dan masyarakat, masyarakat perlu mengetahui dan memiliki
gambaran yang jelas tentang sekolah yang bersangkutan. Gambaran dan kondisi
sekolah ini dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang
tua murid, buletin bulanan, penerbitan surat kabar, pameran sekolah, open
house, kunjungan sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan oleh staf sekolah,
murid, radio dan televisi, serta laporan tahunan. Hubungan yang harmonis ini
akan membentuk:
Saling pengertian antara sekolah, orang tua,
masyarakat, dan lembaga –lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia
kerja.
Saling membantu antara sekolah dan masyarakat
karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
Kerja sama yang erat antara sekolah dengan
berbagai pihak yang ad di masyarakat dan mereka meras ikut bertanggung jawab
atas suksesnya pendidikan di sekolah.
·
Manajemen layanan khusus.
Manajemen layanan khusus meliputi manajemen
perpustakaan, kesehatan, dan keamanan sekolah. Manajemen komponen- komponen
tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien.
Manajemen layanan khusus lain adalah layanan
kesehatan dan keamanan. Sekolah sebagai satuan pendididkan yang bertugas dan
bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan sikap saja, tetapi harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan pendididkan nasional yaitu
mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu”.... manusia yang memiliki
kesehatan jasmani dan rohani”(UUSPN,bab 11 pasal 4).
- Mengapa dalam mengaplikasikan MBS harus efektif dan efisien????
Dalam mengaplikasikan MBS
haruslah efektif dan efisien agar dalam penggunaan sumber daya sekolah (anggaran, personil, fasilitas) dapat
berjalan sesuai target dan sasarannya.