11
Aug
MENUJU GURU YANG PROFESIONAL MELALUI LESSON STUDY
A. LATAR BELAKANG
Selama ini proses pembelajaran kurang mendapat perhatian
dari orang tua dan pemerintah. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
tidak ada yang tahu kecuali guru itu sendiri. Kebanyakan pengawas dari dinas
pendidikan belum berfungsi sebagai supervisor pembelajaran di kelas. Ketika
datang di sekolah, pengawas memeriksa kelengkapan administrasi guru berupa
dokumen renpel (rencana pelajaran). Pengawas sangat jarang masuk kelas
melakukan observasi terhadap pembelajaran dan menjadi nara sumber pembelajaran bagi guru di
sekolah. Begitu juga kepala sekolah. Kepala sekolah umumnya lebih mementingkan
dokumen administrasi guru, seperti renpel dari pada masuk kelas melakukan
observasi dan supervisi terhadap pembelajaran oleh seorang guru. Akibatnya guru
tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik, memikirkan metoda
mengajar yang bervariasi, mempersiapkan bahan untuk percobaan IPA di
laboratorium.
Umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah. Guru
lebih banyak ceramah dihadapan siswa sementara aktivitas siswa lebih banyak
mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang
dimiliki dengan target tersampaikannya topik-topik yang tertulis dalam dokumen
kurikulum. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi
dan tidak melatih siswa untuk hidup mandiri. Pelajaran yang disajikan guru
kurang menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya siswa tidak menyenangi
pelajaran.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru perlu melakukan lesson
study, sehingga guru dapat melakukan review terhadap kinerjanya yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kinerjanya.
Dengan melaksanakan Lesson study, wawasan guru akan berkembang dan termotivasi
untuk selalu berinovasi yang selanjutnya akan menjadi guru yang profesional.
B. PERMASALAHAN
1. Apakah Lesson Study?
2. Mengapa Lesson Study?
3. Bagaimana lesson Study?
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Lesson Study
Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar . Dengan demikian, Lesson Study bukan metoda atau strategi
pembelajaran tetapi kegiatan Lesson Study dapat menerapkan berbagai metoda/strategi
pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang
dihadapi guru. Lesson study dapat dilakukan oleh sejumlah guru dan pakar
pembelajaran yang mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan, yaitu perencanaan
(planning), implementasi (action) pembelajaran dan observasi serta refleksi
(reflection) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran tersebut, dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.
Lesson Study pada dasarnya adalah salah satu bentuk kegiatan
pengembangan profesional guru yang bercirikan guru membuka pelajaran yang
dikelolanya untuk guru sejawat lainnya sebagai observer, sehingga memungkinkan
guru-guru dapat membagi pengalaman pembelajaran dengan sejawatnya. Lesson study
merupakan proses pelatihan guru yang bersiklus, diawali dengan seorang guru: 1)
merencanakan pelajaran melalui eksplorasi akademik terhadap materi ajar dan
alat-alat pelajaran; 2) melakukan pembelajaran berdasarkan rencana dan
alat-alat pelajaran yang dibuat, mengundang sejawat untuk mengobservasi; 3)
melakukan refleksi terhadap pelajaran tadi melalui tukar pandangan, ulasan, dan
diskusi dengan para observer. Oleh karena itu, implementasi program lesson
study perlu dimonitor dan dievaluasi sehingga akan diketahui bagaimana
keefektifan, keefesienan dan perolehan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Lesson study sebagai salah satu program kegiatan untuk
meningkatkan
kompetensi guru dan kualitas pembelajaran dapat dikembangkan
di sekolah sebagai studi untuk analisis atas suatu praktik pembelajaran yang
dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran berbasis riset untuk menemukan inovasi
pembelajaran tertentu.
2. Manfaat Lesson Study
Lesson study dipilih dan dimplementasikan karena beberapa
alasan. Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar
siswa. Hal ini karena (1) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan
pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktik dan
hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, (2) penekanan mendasar pada
pelaksanaan suatu lesson study adalah agar para siswa memiliki kualitas
belajar, (3) kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa, dijadikan fokus dan
titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4) berdasarkan pengalaman
real di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan
pembelajaran, dan (5) lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai
peneliti pembelajaran (Lewis, 2002).
Kedua, lesson study yang didisain dengan baik akan
menjadikan guru yang profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study
para guru dapat (1) menentukan kompetensi yang perlu dimiliki siswa,
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran (lesson) yang efektif; (2) mengkaji
dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam
pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan
standar kompetensi yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran
secara kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; (7)
mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan
refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa
dan koleganya (Lewis, 2002).
Wang-Iverson dan Yoshida (2005) mengatakan bahwa lesson
study memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.
1). Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya)
2). Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi
pembelajarannya
3). Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan
dan urutan materi dalam kurikulum.
4). Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh
aktivitas belajar siswa.
5). Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang
pemahaman berpikir dan belajar siswa
6). Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.
3. Pelaksanaan Lesson Study
Robinson (2006) mengusulkan ada delapan tahap berdasarkan
pada banyaknya kegiatan yang diperlukan dalam pelaksanaan lesson study, yakni:
· Tahap 1:
Pemilihan topik lesson study
· Tahap 2:
Melakukan reviu silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran untuk
topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang ada dalam buku pelajaran.
Selajutnya bekerja dalam kelompok untuk menyusun rencana pembelajaran.
· Tahap 3:
Setiap tim yang telah menyusun rencana pembelajaran menyajikan atau
mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara kelompok lain memberi
masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana pembelajaran yang lebih baik.
· Tahap 4:
Guru yang ditunjuk oleh kelompok menggunakan masukan-masukan tersebut untuk
memperbaiki rencana pembelajaran.
· Tahap 5:
Guru yang ditunjuk tersebut mempresentasikan rencana pembelajarannya di depan
semua anggota kelompok lesson study untuk mendapatkan balikan.
· Tahap 6:
Guru yang ditunjuk tersebut memperbaiki kembali secara lebih detail rencana
pembelajaran dan mengirimkan pada semua guru anggota kelompok, agar mereka tahu
bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan di kelas.
· Tahap 7: Para guru dapat mempelajari kembali tentang rencana
pembelajaran tersebut dan mempertimbangkannya dari berbagai aspek pengalaman
pembelajaran yang mereka miliki, khususnya difokuskan pada hal-hal yang penting
seperti : hal-hal yang akan dilakukan guru, pemahaman siswa, proses pemecahan
oleh murid, dan kemungkinan yang akan terjadi dalam implementasi
pembelajarannya.
· Tahap 8:
Guru yang ditunjuk tersebut melaksanakan rencana pembelajaran di kelas,
sementara guru yang lain bersama dosen/pakar mengamati sesuai dengan tugas
masing-masing untuk memberi masukan pada guru. Pertemuan refleksi segera
dilakukan secepatnya kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk memperoleh
masukan dari guru observer, dan akhirnya komentar dari dosen atau pakar luar
tentang keseluruhan proses serta saran sebagai peningkatan pembelajaran, jika
mereka mengulang di kelas masing-masing atau untuk topik yang berbeda.
Dari delapan tahapan di atas tampak adanya upaya penyusunan
dan perbaikan rencana pembelajaran yang berulang-ulang untuk memperoleh rencana
pembelajaran yang terbaik.
Dalam implementasi lesson study yang dilakukan oleh
IMSTEP-JICA di Indonesia, Saito, dkk (2005) mengenalkan lesson study yang
berorientasi pada
praktik. Lesson study yang dilaksanakan tersebut terdiri
atas 3 tahap pokok, yakni:
1. Merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada
topik dan alat-alat pembelajaran yang digunakan, yang selanjutnya disebut tahap
Plan.
2. Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana
pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan
sejawat untuk mengamati. Kegiatan ini disebut tahap Do.
3. Melaksanakan refleksi melalui berbagai pendapat/tanggapan
dan diskusi bersama pengamat/observer. Kegiatan ini disebut tahap See.
a) Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di
kelas yang akan digunakan untuk
kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya. Identifikasi
masalah dalam rangka perencanaan pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan
pokok bahasan (materi pelajaran) yang relevan dengan kelas dan jadwal
pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas, metode/pendekatan
pembelajaran, media, alat peraga, dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan (dalam
kelompok lesson study)
tentang pemilihan materi pembelajaran, pemilihan metode dan
media yang sesuai dengan karakteristik siswa, serta jenis evaluasi yang akan
digunakan. Pada saat diskusi, akan muncul pendapat dan sumbang saran dari para
guru dan pakar dalam kelompok tersebut untuk menetapkan pilihan yang akan
diterapkan. Pada tahap ini, pakar dapat mengemukakan hal-hal penting/baru yang
perlu diketahui dan diterapkan oleh para guru, seperti pendekatan pembelajaran
konstruktif, pendekatan pembelajaran yang memandirikan belajar siswa,
pembelajaran kontekstual, pengembangan life skill, Realistic Mathematics
Education, pemutakhiran materi ajar, atau lainnya yang dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam pemilihan tersebut.
Hal yang penting pula untuk didiskusikan adalah penyusunan
lembar observasi, terutama penentuan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
suatu proses pembelajaran dan indikator-indikatornya, terutama dilihat dari
segi tingkah laku siswa. Aspek-aspek proses pembelajaran dan
indikator-indikator itu disusun berdasarkan perangkat pembelajaran yang dibuat
serta kompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimiliki siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran.
Dari hasil identifikasi masalah dan diskusi perencanaan
pemecahannya, selanjutnya disusun dan dikemas dalam suatu perangkat
pembelajaran yang terdiri atas :
i. Rencana Pembelajaran (RP)
ii. Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran (Teaching Guide)
iii. Lembar Kerja Siswa (LKS)
iv. Media atau alat peraga pembelajaran
v. Instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran.
vi. Lembar observasi pembelajaran.
Penyusunan perangkat pembelajaran ini dapat dilakukan oleh
seorang guru atau beberapa orang guru atas dasar kesepakatan tentang
aspek-aspek pembelajaran yang direncanakan sebagai hasil dari diskusi. Hasil
penyusunan perangkat pembelajaran tersebut perlu dikonsultasikan dengan dosen
atau guru yang dipandang pakar dalam kelompoknya untuk disempurnakan.
Perencanaan itu dapat juga diatur sebaliknya, yaitu seorang
atau beberapa orang guru yang ditunjuk dalam kelompok mengidentifikasi
permasalahan dan membuat perencanaan pemecahannya yang berupa
perangkat-perangkat pembelajaran untuk suatu pokok bahasan dalam suatu mata
pelajaran yang telah ditetapkan dalam kelompok. Selanjutnya, hasil identifikasi
masalah dan perangkat pembelajaran tersebut didiskusikan untuk disempurnakan.
b) Implementasi dan Observasi
Pada tahap ini seorang guru yang telah ditunjuk (disepakati)
oleh kelompoknya, melakukan implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang telah disusun tersebut, di kelas. Pakar dan guru lain melakukan observasi
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan perangkat lain
yang diperlukan. Para observer ini mencatat
hal-hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, terutama dilihat dari
segi tingkah laku siswa. Selain itu (jika memungkinkan), dilakukan rekaman
video (audio visual) yang mengclose-up kejadian-kejadian khusus (pada guru atau
siswa) selama pelaksanaan pembelajaran. Hasil rekaman ini berguna nantinya
sebagai bukti autentik kejadian-kejadian yang perlu didiskusikan dalam tahap
refleksi atau pada seminar hasil lesson study, di samping itu dapat digunakan
sebagai bahan diseminasi kepada khalayak yang lebih luas.
c. Refleksi
Selesai praktik pembelajaran, segera dilakukan refleksi.
Pada tahap refleksi ini, guru yang tampil dan para observer serta pakar
mengadakan diskusi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Diskusi ini
dipimpin oleh Kepala Sekolah, Koordinator kelompok, atau guru yang ditunjuk
oleh kelompok. Pertama guru yang melakukan implementasi rencana pembelajaran
diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya selama melaksanakan
pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa yang dihadapi.
Selanjutnya observer (guru lain dan pakar) menyampaikan
hasil analisis data observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa
selama berlangsung pembelajaran yang disertai dengan pemutaran video hasil
rekaman pembelajaran. Selanjutnya, guru yang melakukan implementasi tersebut
akan memberikan tanggapan balik atas komentar para observer. Hal yang penting
pula dalam tahap refleksi ini adalah mempertimbangkan kembali rencana
pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana
pembelajaran berikutnya. Apakah rencana pembelajaran tersebut telah sesuai dan
dapat meningkatkan performance keaktifan belajar siswa. Jika belum ada
kesesuaian, hal-hal apa saja yang belum sesuai, metode pembelajarannya, materi
dalam LKS, media atau alat peraga, atau lainnya. Pertimbangan-pertimbangan ini
digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran selanjutnya.
D. KESIMPULAN
Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun
komunitas belajar . Tahap-tahap Lesson Sudy meliputi perencanaan, implementasi
dan observasi, serta refleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Garfield, J. (2006). Exploring the Impact of Lesson Study on
Developing Effective Statistics Curriculum. (Online): diambil tanggal 19-6-2006
dari: www.stat.auckland.ac.nz/-iase/publication/-11/Garfield.doc.
Lewis, Catherine C. (2002). Lesson study: A Handbook of
Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia,
PA: Research for Better Schools,
Inc.
Robinson, Naomi. 2006. Lesson Study: An example of its
adaptation to Israeli middle school teachers . (Online):
stwww.weizmann.ac.il/G-math/ICMI/ Robinson_proposal.doc
Richardson, J. 2006. Lesson study: Teacher Learn How to
Improve Instruction. Nasional Staff Development Council . (Online):
www.nsdc.org. 03/05/06.
Saito, E., Imansyah, H. dan Ibrohim. 2005. Penerapan Studi
Pembelajaran di Indonesia:
Studi Kasus dari IMSTEP . Jurnal Pendidikan “Mimbar Pendidikan”, No.3. Th.
XXIV: 24-32.
Saito, E., (2006). Development of school based in-service
teacher training under the Indonesian Mathematics and Science Teacher Education
Project . Improving Schools. Vol.9 (1): 47-59
Takashi A. (2006). Implementing lesson study in North
American schools and school (makalah yang dipresentasikan pada seminar “APEC
International
Tidak ada komentar:
Posting Komentar