SAS merupakan
singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. SAS merupakan salah satu jenis
metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis
permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran membaca dan menulis permulaan (MMP)
dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan menampilkan dan mengenalkan
sebuah kalimat utuh.
Mula-mula anak disuguhi
sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini
dimaksudkan untuk membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak. Akan
lebih baik jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran MMP
dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa
si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum KBM MMP yang sesungguhnya
dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara. Sebagai contoh,
guru dapat memanfaatkan rangsang gambar, benda nyata, tanya-jawab informal
untuk menggali bahasa siswa.
Setelah ditemukan
suatu struktur kalimat yang dianggap cocok untuk materi MMP, barulah KBM MMP
yang sesungguhnya dimulai. MMP dimulai dengan pengenalan struktur kalimat.
Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata.
Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan
ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata.
Proses penganalisisan
atau penguraian ini terus berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Dengan demikan,
proses penguraian/ penganalisisan dalam pembelajaran MMP dengan metode SAS,
meliputi: 1. kalimat menjadi kata-kata; 2. kata menjadi suku-kata; dan 3. SAS
menjadi huruf-huruf. Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan
kerja sintesis (menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi
dikembalikan lagi kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi SAS,
suku kata menjadi kata, dan kata-kata menjadi kalimat.
Dengan demikan,
melalui proses sintesis ini, anak-anak akan menemukan kembali wujud struktur
semula, yakni sebuah kalimat utuh. Melihat prosesnya, tampaknya metode ini
merupakan campuran dari metode-metode membaca permulaan seperti yang telah kita
bicarakan di atas. Oleh karena itu, penggunaan metode SAS dalam pengajaran MMP
pada sekolah-sekolah kita di tingkat SD pernah dianjurkan, bahkan diwajibkan
sebagai kelebihan dari metode ini, di antaranya sebagai berikut: 1. metode ini
sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa
terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk
oleh satuan-satuan bahasa di bawahnya, yakni kata, SAS, dan akhirnya fonem
(huruf-huruf); 2. metode ini mempertimbangkan pengalaman berbahasa anak. Oleh
karena itu, pengajaran akan lebih bermakna bagi anak, karena bertolak dari
sesuatu yang dikenal dan diketahui anak. Hal ini akan memberikan dampak positif
terhadap daya ingat dan pemahaman anak; 3. metode ini sesuai dengan prinsip
inkuiri (menemukan sendiri). Anak mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan
hasil temuannya sendiri.
Dengan begitu, anak
akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya sendiri. Sikap seperti ini
akan membantu anak dalam mencapai keberhasilan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar