kedar berbagi cerita,
kawan. Awal Desember 2008 lalu, saya mengikuti PLPG Bahasa Inggris di Kisaran.
Masuk PLPG karena nilai Porto Folio tidak mencukupi. Cian dech…. Eh, tapi gak
ding. PLPG-nya asyik lo. Malah pengen lagi. La wong kerjanya cuma belajar, makan
and tidur. Gak perlu mikirin ke pasar, dapur, beresin rumah… Alaaah kok jadi
ngawur ceritanya ya. OK…kembali ke laptop…. Ups maksudnya kembali ke topik.
Gini lo, dalam forum
diskusi ama temen-temen, beberapa teman di kelompok saya begitu asing ketika
saya menyebut Metode Berlitz dalam pengajaran bahasa. Tapi setelah diuraikan
selintas mereka langsung komen…. Ooo..gitu….! Ya pernahlah menggunakannya, Cuma
namanya aja yang gak tau…!!
Nah karena kemarin
ada seorang kawan yang minta label Metode ditambah (by SMS), so boleh dong kali
ini saya share Metode Berlitz.
Nama Berlitz diambil
dari personil yang meng-create metode ini, yaitu Dr.MD Berlitz. Nama ini umurnya
lumayan lama, kawan. 120 tahun lo dan telah dikenal luas hampir di 35 negara.
Konon kabarnya di Jakarta telah ada suatu lembaga yang khusus mengembangkan
metode ini sejak tahun 90-an. Semoga pembaca yang di wilayah Jabotabek nanti
berkenan menginformasikannya di kolom komentar. Penekanan utama Metode Berlitz
adalah memberikan perhatian kepada masing-masing individu melalui pengajaran
secara langsung. CD Roms, Videos, dan teknologi canggih lainnya hanya dipakai
untuk menunjang program latihan dan memberikan informasi tambahan serta
meningkatkan penguasaan bahasa.
Secara garis besar
dasar-dasar yang menjadi landasan metode ini ialah:
1. Hubungan langsung
antara bahasa yang diajarkan dan pikiran pembelajar selalu dijaga. Pembelajar
dibawa berpikir dalam bahasan yang diajarkan itu.
2. Bahasa ibu
pembelajar tidak dipakai sama sekali.
3. Kata-kata benda
konkret diajarkan dengan memperlihatkan benda atau gambarnya, atau tiruannya.
4. Kata-kata benda
abstrak diajarkan dengan menghubungkan pengertian dengan demonstrasi.
5. Tata bahasa
diajarkan dengan contoh-contoh.
6. Sejak permulaan
segala sesuatu diajarkan secara lisan.
7. Pada umumnya
kata-kata diberikan dalam hubungan kalimat, bukan dalam bentuk benda, diajukan
pertanyaan-pertanyaan : apa ini ? Ini pensil (sambil memperlihatkan bendanya),
dan sebagainya.
Akan tetapi
sebagaimana kita ketahui, tidak ada metode yang sempurna. Setiap metode
memiliki nilai plus dan minus sendiri-sendiri. Begitu juga dengan metode
Berlitz ini.
Keunggulan metode ini
antara lain:
1. Oleh karena titik
berat pelajaran diletakkan pada latihan mendengar (menangkap) dan berbicara
(menghasilkan) bahasa yang sedang dipelajari, maka metode ini baik sekali untuk
tujuan mempelajari bahasa lisan.
2. Oleh karena
pembelajar sudah memperoleh dasar berbahasa lisan yang baik, maka metode ini
juga baik untuk bahasa tertulis. Dibanding dengan metode terjemahan, anak anak
akan lebih mudah belajar membaca dan menulis dengan metode ini.
3. Pengajar yang
mengetahui hanya bahasa yang akan diajarkannya itu saja akan dapat mengajar
kelas yang pembelajarnya berbeda-beda bahasa ibunya, seperti kebanyakan sekolah
yang terdapat di kota-kota.
Sedangkan kelemahan
metode ini antara lain:
1. Oleh karena semua
pelajaran diberikan secara lisan dalam bahasa yang diajarkan itu, maka pengajar
harus sungguh-sungguh fasih (menguasai) berbicara dalam bahasa itu. Dalam
prakteknya syarat ini umumnya sukar dapat dipenuhi.
2. Jumlah pembelajar
dalam suatu kelas tidak boleh besar.
3. Demonstrasi yang
diperlukan untuk menjelaskan pelajaran sangat membantu pengajar, terlebih lagi
jika pengajar harus mengajar banyak. Selain dari pada itu bahaya lain, bahwa
realisasi pembelajar mungkin berlainan dari pada yang diduga, sehingga ada
kemungkinan pelajaran akan berubah menjadi sandiwara lelucon saja, yaitu
pengajar yang bertindak sebagai pelaku utamanya.
4. Seringkali
memberikan keterangan dan mendemonstrasikan berarti membuang-buang waktu,
karena dapat berjalan lebih pesat dan salah pengertian dapat dihindarkan dan
ketelitian pengajar dapat dikurangi.
5. Susunan pelajaran
sebagian dipengaruhi oleh apa yang mudah diajarkan saja.
Nah, setelah anda
mengidentifikasi dasar-dasarnya, tentu pernah menerapkannya bukan? Terutama
yang berperan dalam pengajaran bahasa. Baik bahasa asing maupun bahasa
Indonesia.
Referensi:
1. Metode Berlitz
Dalam Pengajaran Bahasa, www.massofa.wordpress.com
2.
www.commerce.cbn.net.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar